Berita

Kegiatan Terkini
NEWS UPDATE :  

Anak-anak Dilanda Kebosanan PJJ, Hasil Survei: Hanya 9,7 Persen yang Senang

Oleh: Muhammad Ashari

Dilansir dari PIKIRAN RAKYAT - Survei Median menunjukkan hanya sedikit orangtua yang menyenangi pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi. Mayoritas orangtua mengamati anak mereka mengalami kebosanan dalam melakukan PJJ. 

Survei yang memiliki 1.000 responden berusia 17 tahun ke atas itu menunjukkan hanya 9,7% yang senang dengan aktivitas PJJ. Sementara 41,4% mengaku bosan dengan PJJ yang telah berjalan lebih dari setahun terakhir. 

Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menuturkan, hasil survei itu pada dasarnya menunjukan persepsi orangtua terhadap kegiatan belajar anak-anak mereka selama pandemi. 

"Jadi memang perasaan orangtua ini, mereka melihat bahwa anak-anak yang selama hampir dua tahun ini melakukan pembelajaran jarak jauh, mayoritasnya itu bosan. Jadi 41,4 persen (yang bosan)," tuturnya pada saat ekspos hasil survei, Kamis, 9 September 2021.

Survei yang berlangsung pada periode 19-26 Agustus 2021 menunjukkan hasil yang mirip-mirip antara responden di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. 

Di Pulau Jawa, hanya 10% responden yang senang dengan PJJ, sementara 41,7% merasa bosan. Di luar Pulau Jawa, hanya 7,1% yang senang PJJ sedangkan 39,3% merasa bosan. 

Median juga menyurvei responden berdasarkan latar belakang pendidikannya. Rico menuturkan kemungkinan adanya korelasi antara responden dengan latar belakang pendidikan rendah dengan persepsi atas PJJ.

Menurutnya, semakin rendah latar belakang pendidikan responden, semakin besar ia mempersepsikan PJJ sebagai kegiatan yang membosankan. 

"Kalau tingkat pendidikan ini ada hubungannya dengan strata ekonomi, kita bisa melihat memang semakin rendah tingkat pendidikannya itu semakin tinggi perasaan bosan yang dimiliki oleh anak-anak," tuturnya.

Responden dengan latar belakang pendidikan SD sederajat, menunjukkan 73,5% merasa bosan dengan PJJ. Sementara hanya 8,7% yang senang. 

Adapun responden dengan latar belakang tamatan setara diploma dan sarjana menunjukkan 34% merasa bosan dengan PJJ. Hanya 13,9% responden dari latar belakang pendidikan tinggi yang mengaku senang dengan PJJ. 

Hal yang membuat sebagian besar responden cenderung memberikan persepsi negatif terhadap PJJ ditopang oleh beberapa hal. 

Terbesar adalah masalah koneksi internet yang buruk (62,7%), diikuti kemudian oleh masalah ponsel yang tak kompatibel (48,7%). Masalah terbesar ketiga adalah pelajaran yang sulit untuk diikuti (42%).

Survei juga menyoroti tentang rencana PTM Terbatas. Mayoritas responden menyatakan khawatir dengan potensi penularan bila PTM Terbatas dilaksanakan (60,7%). Responden yang menyatakan tak khawatir hanya 24,3%.

Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN Zainuddin Maliki mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa antara keinginan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas belum selaras dengan kondisi orangtua siswa yang umumnya merasa khawatir dengan PTM terbatas. 

"Berangkat dari hal ini, PTM Terbatas tetap tidak boleh dipaksakan bila orangtua, termasuk pemerintah daerah, masih belum mengizinkan PTM Terbatas," tuturnya. 

Ia menambahkan, Komisi X DPR pada dasarnya menyarankan kepada Kemendikbudristek, untuk serius meningkatkan motivasi, pelatihan, dan keahlian, dalam rangka mendesain PJJ. Hal itu dilakukan pada awal-awal PJJ diberlakukan. 

"Tapi, ternyata tak bisa dilakukan. Tak ada proses upskilling-reskilling dalam mendesain PJJ sehingga yang terjadi adalah kebosanan," tuturnya.***


Sumber:

https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-012563284/anak-anak-dilanda-kebosanan-pjj-hasil-survei-hanya-97-persen-yang-senang